#SahabatPemburuKebaikan , di postingan sebelumnya sudah dibahas tentang betapa luar biasanya pengorbanan harta; kedermawanan; serta pengharapan dan perjuangan para sahabat Nabi dalam mengejar surga dan keridhoan Allah melalui kisah-kisah wakaf mereka. ‘Umar bin Khattab yang mewakafkan harta terbaiknya berupa tanah produktif di Khaibar; Abu Thalhah yang mewakafkan salah satu aset terbaiknya berupa kebun pertanian Bairaha; dan kisah pembebasan Sumur Raumah untuk kebutuhan umat oleh ‘Utsman bin ‘Affan. Apa sebenarnya yang melatarbelakangi mereka melakukan itu semua? Dan bagaimana teladan Nabi begitu mempengaruhi kepribadian mereka? Sahabat, jika kamu pernah membaca tulisan di postingan sebelumnya yang membahas mengenai konsep aqidah berupa pertanyaan/simpul-simpul besar kehidupan, yakni pertanyaan mengenai dari mana kita berasal; untuk apa kita hidup; dan akan kemana setelah mati, maka sejatinya para sahabat Nabi saw. yang mendapatkan langsung pembinaan dan pengajaran oleh Nabi, tentu konsep aqidah ini sudah mentajassud (mengkristal) dalam dalam pola pikir dan pola sikap mereka, atau bahasa lainnya sudah terbentuk kepribadian Islam dalam diri mereka. Sehingga dalam menjalani kehidupan diatas dunia ini sejatinya mereka sudah tau bahwa tujuan penciptaan mereka hanyalah untuk beribadah kepada Allah dengan melaksanakan seluruh ketaatan melalui apa yang disampaikan oleh RasuluLlah Muhammad saw. Dan merekapun tahu, bahwa dunia hanyalah tempat singgah, tempat mengumpulkan bekal menuju tempat mereka yang sesungguhnya, yakni surga, kampung abadi di akhirat. Manusia tak akan lama di dunia, semuanya pasti akan mati, dan kemudian akan dibangkitkan kembali untuk dimintai pertanggungjawaban amalnya selama di dunia. Kepribadian Islam (asy-Syakhshiyyah al-Islamiyyah) adalah perpaduan antara cara berpikir Islami (‘aqliyyah Islamiyyah) dan sikap Islami (nafsiyyah Islamiyyah) dalam diri seorang Muslim. Pola pikir dan pola sikap ini terbentuk dengan landasan ‘Aqidah Islamiyyah. Dimana Hakikat kepribadian sesungguhnya merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim, yakni bahwa ia harus memegang identitas muslimnya dalam seluruh aktivitas kesehariannya. Dan para sahabat Nabi RadhiyaLlahu ‘anhum Ajma’iin seluruhnya sudah dibentuk dan teruji kepribadian mereka melalui kisah perjalanan hidup mereka yang sampai pada kita hari ini melalui riwayat yang mutawatir bagaimana pengorbanan; perjuangannya untuk Islam; ibadah dan akhlaq mereka; dan kedermawanannya. Semuanya dilandasi dengan keimanan mereka yang kokoh kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka paham betul, bahwa Allah sudah menyampaikan dalam firman-Nya bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw. adalah role model atau contoh terbaik dalam kehidupan yang Allah utus untuk umat akhir zaman ini. لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.Al-Ahzab: 21). Dan mereka tahu, bahwa sekali-kali mereka tak akan sampai pada kecintaan kepada Allah tanpa meneladani setiap aktifitas atau perbuatan Nabi. Maka tiap sahabat mencoba meniru setiap gerak-gerik Nabi, cara Nabi berpakaian; adab ketika bertutur; adab makan; setiap ‘ibadah yang dikerjakan Nabi; bahkan hingga cara berjalannya Nabi. Menghujam dalam hati mereka firman Allah SWT: قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ “Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (QS.Ali-‘Imran: 31). Maka sahabat, ketika Nabi memberikan contoh berupa amalan wakaf Nabi berupa pembangunan Masjid Quba bersama Abu Bakr dan pemilik tanah yang rumahnya ditinggali Nabi; juga wakaf Nabi berupa perkebunan Mukhairiq; dan wakaf Nabi terhadap tanah di Madinah yang ia beli dari dua anak yatim dari Bani Najjar untuk dibangun Masjid Nabawi, serta anjuran Rasul setelah itu memotivasi para sahabat untuk berwakaf, maka para sahabat serta merta berlomba-lomba untuk melakukan wakaf dari harta terbaik yang mereka miliki. Begitulah para sahabat, mereka tak menyia-nyiakan setiap detik untuk meniru aktifitas Rasul. Kepribadian Islam begitu menghujam dalam diri mereka. Keimanan mereka sangatlah kokoh. Dan orientasi hidup mereka senantiasa tertuju pada akhirat. Harta dunia yang mereka miliki mereka jadikan sebagai wasilah yang akan menghantarkan mereka menuju surga-Nya Allah. Semoga kita semua bisa meniru spirit dan kesungguhan para sahabat dalam mengamalkan Islam dan berjuang untuknya. Semoga kita semua Allah wafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin..