Berbuka Puasa Sesuai Sunnah Nabi, Minum Air Putih atau Kurma Dulu?

Penulis 2024-03-23 11:39:26 - 2024-03-23

Buka puasa adalah saat yang paling dinantikan. Setelah menahan lapar dan haus seharian, ini adalah saat anda bisa makan dan minum. Saking laparnya, tak sedikit orang yang langsung melahap banyak hidangan sekaligus. Mulai dari teh hangat, nasi, berbagai lauk, sayuran, dan lain sebagainya. 

Momentum berbuka puasa adalah saat yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim setiap harinya selama bulan Ramadan. Ketika azan Maghrib berkumandang, umat Islam harus segera menyegerakan berbuka puasa. Salah satu kebiasaan masyarakat kita adalah menyiapkan menu makanan yang bervariasi untuk berbuka puasa. Ada makanan berat, ada kue atau sejenisnya, minuman manis, tak lupa pula dengan kurma.

Adapun makanan dan minuman besar lainnya dikonsumsi setelah makan kurma atau air putih. Bahkan yang lebih sempurna adalah mengakhirkan makan besar setelah shalat maghrib agar dapat menggabungkan sunnah bersegera berbuka dan shalat maghrib di awal waktu bersama jamaah lainnya. Jadi, sebelum shalat berbuka dengan kurma lalu setelah shalat lanjut makan besar.

Mana yang harus didahulukan, minum air putih atau makan kurma dulu?

Seperti diketahui, salah satu sunnah ketika berbuka adalah makan kurma. Para ulama mengatakan, saat berbuka puasa sebaiknya diawali dengan makan kurma sebelum minum air putih. Karena saat berpuasa lambung kosong dari makanan apapun. Sehingga tidak ada sesuatu yang amat sesuai dengan liver (hati) yang dapat disuplai langsung ke seluruh organ tubuh serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air.

Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke liver dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Terutama kurma masak yang masih segar. Liver akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi.

Dari Anas bum Malik, ia berkata: “Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering) dan jika tidak ada tamr beliau meminum seteguk air.” (HR. Abu Dawud)

Namun, bila tidak ada kurma maka air putihlah pilihannya. Sekilas, tidak ada yang istimewa dari menu buka puasa berupa air putih. Selain karena murah dan mudah ditemukan di mana-mana, hampir setiap orang memilikinya untuk sekedar berbuka puasa. Namun, air putih sebagaimana yang disabdakan Nabi sebagai pilihan untuk berbuka puasa tentulah memiliki nilai lebih.

Orang yang meneguk air putih sebagai pembuka puasanya sesungguhnya sedang mengencerkan dan menelan ludahnya sendiri bersama air itu. Saat air putih ditelan membasahi lidah, gigi,  rongga mulut, dan kerongkongan, maka air ludah orang yang berpuasa akan ikut masuk ke saluran pencernaan. Di dalam proses ini, air ludah diencerkan dengan air putih yang ditelan.

Air ludah orang yang berpuasa sesungguhnya berbeda dengan ketika tidak berpuasa. Ada banyak manfaat yang diungkapkan oleh para ahli tentang keunikan ludah orang yang berpuasa. Ketika ludah ini ditelan bersamaan dengan masuknya air putih saat buka puasa, konsentrasinya yang semakin encer akan memudahkan lambung dan usus dalam mengolah dan menyerap zat berkhasiat yang ada di ludah orang yang berpuasa.

Adapun makanan dan minuman besar lainnya dikonsumsi setelah makan kurma atau air putih. Bahkan yang lebih sempurna adalah mengakhirkan makan besar setelah shalat maghrib agar dapat menggabungkan sunnah bersegera berbuka dan shalat maghrib di awal waktu bersama jamaah lainnya. Jadi, sebelum shalat berbuka dengan kurma lalu setelah shalat lanjut makan besar.

Secara medis pun cara berbuka seperti ini juga lebih bermanfaat untuk tubuh. Seharian berpuasa membuat sistem pencernaan sepenuhnya beristirahat dan tidak bekerja. Sehingga mengonsumsi makanan besar secara langsung saat berbuka menyebabkan sistem pencernaan dipaksa bekerja keras, yang bisa memicu masalah pencernaan.

Selain itu, mengonsumsi makanan besar seperti nasi dapat memicu kenaikan kadar gula yang berakibat tubuh menjadi lemas. Demikian juga perlu lebih banyak energi untuk mencerna makanan seperti itu sehingga bisa membuat seseorang lebih mudah mengantuk.