Buka puasa adalah saat yang paling dinantikan. Setelah menahan
lapar dan haus seharian, ini adalah saat anda bisa makan dan minum. Saking
laparnya, tak sedikit orang yang langsung melahap banyak hidangan
sekaligus. Mulai dari teh hangat, nasi, berbagai lauk, sayuran, dan lain sebagainya.
Momentum berbuka puasa adalah saat yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim setiap harinya selama bulan Ramadan. Ketika azan Maghrib berkumandang, umat Islam harus segera menyegerakan berbuka puasa. Salah satu kebiasaan masyarakat kita adalah menyiapkan menu makanan yang bervariasi untuk berbuka puasa. Ada makanan berat, ada kue atau sejenisnya, minuman manis, tak lupa pula dengan kurma.
Adapun makanan dan minuman besar lainnya dikonsumsi setelah
makan kurma atau air putih. Bahkan yang lebih sempurna adalah mengakhirkan
makan besar setelah shalat maghrib agar dapat menggabungkan sunnah bersegera
berbuka dan shalat maghrib di awal waktu bersama jamaah lainnya. Jadi, sebelum
shalat berbuka dengan kurma lalu setelah shalat lanjut makan besar.
Mana yang harus didahulukan, minum air putih atau makan kurma
dulu?
Seperti diketahui, salah satu sunnah ketika berbuka adalah
makan kurma. Para ulama mengatakan, saat berbuka puasa sebaiknya diawali dengan
makan kurma sebelum minum air putih. Karena saat
berpuasa lambung kosong dari makanan apapun. Sehingga tidak ada sesuatu yang
amat sesuai dengan liver (hati) yang dapat disuplai langsung ke seluruh organ
tubuh serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air.
Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke liver
dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Terutama kurma masak yang masih
segar. Liver akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini
sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi.
Dari Anas bum Malik, ia berkata: “Nabi Shallallahu’alaihi wa
sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika
tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering) dan jika tidak
ada tamr beliau meminum seteguk air.” (HR. Abu Dawud)
Namun,
bila tidak ada kurma maka air putihlah pilihannya. Sekilas, tidak ada yang
istimewa dari menu buka puasa berupa air putih. Selain karena murah dan mudah
ditemukan di mana-mana, hampir setiap orang memilikinya untuk sekedar berbuka
puasa. Namun, air putih sebagaimana yang disabdakan Nabi sebagai pilihan untuk
berbuka puasa tentulah memiliki nilai lebih.
Orang
yang meneguk air putih sebagai pembuka puasanya sesungguhnya sedang
mengencerkan dan menelan ludahnya sendiri bersama air itu. Saat air putih
ditelan membasahi lidah, gigi, rongga mulut, dan kerongkongan, maka air
ludah orang yang berpuasa akan ikut masuk ke saluran pencernaan. Di dalam
proses ini, air ludah diencerkan dengan air putih yang ditelan.
Air
ludah orang yang berpuasa sesungguhnya berbeda dengan ketika tidak berpuasa.
Ada banyak manfaat yang diungkapkan oleh para ahli tentang keunikan ludah orang
yang berpuasa. Ketika ludah ini ditelan bersamaan dengan masuknya air putih
saat buka puasa, konsentrasinya yang semakin encer akan memudahkan lambung dan
usus dalam mengolah dan menyerap zat berkhasiat yang ada di ludah orang yang
berpuasa.
Adapun
makanan dan minuman besar lainnya dikonsumsi setelah makan kurma atau air
putih. Bahkan yang lebih sempurna adalah mengakhirkan makan besar setelah
shalat maghrib agar dapat menggabungkan sunnah bersegera berbuka dan shalat
maghrib di awal waktu bersama jamaah lainnya. Jadi, sebelum shalat berbuka
dengan kurma lalu setelah shalat lanjut makan besar.
Secara
medis pun cara berbuka seperti ini juga lebih bermanfaat untuk tubuh. Seharian
berpuasa membuat sistem pencernaan sepenuhnya beristirahat dan tidak bekerja.
Sehingga mengonsumsi makanan besar secara langsung saat berbuka menyebabkan
sistem pencernaan dipaksa bekerja keras, yang bisa memicu masalah pencernaan.
Selain
itu, mengonsumsi makanan besar seperti nasi dapat memicu kenaikan kadar gula
yang berakibat tubuh menjadi lemas. Demikian juga perlu lebih banyak energi
untuk mencerna makanan seperti itu sehingga bisa membuat seseorang lebih mudah
mengantuk.