Penulis 2024-11-08 14:34:36 - 2024-11-08
Dalam Islam, Amanah kepemimpinan sejatinya merupakan sesuatu yang sangat menakutkan. Pasalnya, selain harus bertanggungjawab kepada rakyat di dunia, juga harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya kelak diakhirat di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. Amanah dan tugas kepemimpinan haruslah mereka yang senantiasa menyadari akan beratnya pertanggungjawaban atas kepemimpinan mereka itu di hadapan Allah SWT di akhirat kelak.
berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan jabatan yang marak terjadi saat ini tidak lain karena para pemangkunya seolah tidak memiliki rasa takut kepada Allah SWT akan pertanggungjawaban mereka dihadapan-Nya kelak di akhirat. Rasulullah SAW telah menegaskan :
Sesungguhnya kalian akan berambisi terhadap kekuasaan. Padahal kekuasaan itu bisa berubah menjadi penyesalan pada hari kiamat kelak. ( HR. Al-Bukhari )
Pada masa lalu, era Kekhilafahan islam, tak sedikit yang enggan dipilih dan dibaiat menjadi khalifah. Jika pun pada akhirnya umat dan rakyat tetap memilih dan membaiat mereka sebagai khalifah, mereka amat terbebani dengan bertanya amanah yang mereka emban itu. Mereka pun amat khawatir atas pertanggungjawaban kepemimpinan mereka di akhirat kelak di hadapan Allah SWT.
Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., sesaat setelah di baiat sebagai khalifah, karena khawatir menyimpang dalam menjalankan pemerintahannya, pernah berkata :
Sungguh aku telah diangkat menjadi pemimpin kalian. Padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Karena itu jika aku berbuat baik, bantulah aku. Jika aku berbuat salah, luruskanlah aku. ( Ibnu kasir, Al-Bidayah wa an-Nihayah, 5/248; Ibnu Badis, Atsar Ibni Badis, 2/401 ).
Wallahu A’lam bi Ash-shawab.