Sistem Pendidikan Islam

Penulis 2024-12-06 10:36:07 - 2024-12-05

Sistem Pendidikan Islam

Fenomena buramnya pendidikan nasional saat ini, yang antara lain ditandai oleh meningkatnya jumlah bunuh diri remaja/pelajar serta kriminalisasi guru, menunjukkan sistem pendidikan yang kehilangan ruh. Di satu sisi para guru merasa tak dihargai sebagai guru. Di sisi lain para pelajar kehilangan jatidirinya sehingga tak mampu memahami apa sesungguhnya tujuan hidup mereka. Hal ini bermuara pada sistem pendidikan sekuler yang diterapkan selama ini, yang abai terhadap pentingnya keimanan dan ketakwaan sebagai output pendidikan.

Padahal jelas, pendidikan merupakan persoalan vital dan strategis bagi negara. Rusaknya pendidikan akan berpengaruh terhadap rusaknya suatu negara. Inilah yang terjadi ketika yang diberlakukan adalah sistem pendidikan sekuler yang menihilkan peran agama (Islam). Padahal Indonesia adalah negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Tentu negeri ini terancam bahaya jika pendidikannya didasarkan pada sekularisme yang hanya memandang kemajuan dengan ukuran duniawi. Sudah semestinya negeri mayoritas Muslim ini menerapkan sistem pendidikan Islam yang mengutamakan pembentukan kepribadian islami peserta didik serta mewujudkan peradaban maju dan mulia.

Saat ideologi Islam diterapkan oleh negara (Khilafah Islam), tidak kurang dari 1300 tahun lamanya peradaban Islam menjadi peradaban unggul yang memayungi dunia yang diliputi dengan aneka kemajuan, termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan pendidikan pada masa keemasan peradaban Islam bahkan telah terbukti menjadi rujukan bagi bangsa-bangsa lainnya. Hal tersebut, antara lain, diungkapkan oleh Tim Wallace-Murphy (WM) yang menerbitkan buku berjudul What Islam Did for Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization (London: Watkins Publishing, 2006).

Buku WM tersebut memaparkan fakta tentang transfer ilmu pengetahuan dari Dunia Islam (Khilafah Islam) ke Barat pada Abad Pertengahan. Disebutkan pula bahwa Barat telah berutang pada Islam dalam hal pendidikan dan sains. Utang tersebut tidak ternilai harganya dan tidak akan pernah dapat terbayarkan sampai kapan pun.

Jelas, keunggulan sistem pendidikan Islam adalah fakta sejarah. Ini karena di dalam Islam meraih ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim, laki-laki dan perempuan. Rasulullah saw. bersabda:
Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim (HR Ibnu Majah).

Orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi di sisi Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan yang diberi ilmu di antara kalian beberapa derajat (TQS al-Mujadilah [58]: 11).

Dengan ilmu, seseorang dapat mempelajari manusia, alam semesta dan kehidupan. Dengan itu ia akan semakin dekat kepada Pencipta, Allah SWT. Ia pun dapat memanfaatkan ilmunya secara efektif untuk memberikan kemaslahatan bagi umat manusia di berbagai bidang seperti pertanian, teknik, kedokteran, farmasi dan astronomi. Karena itulah pendidikan menjadi salah satu perhatian utama para penguasa Muslim (khalifah) sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam.

Pada hakikatnya tujuan pendidikan Islam adalah mencerdaskan akal dan membentuk jiwa islami. Dengan itu terbentuk sosok pribadi Muslim sejati yang berbekal pengetahuan dalam segala aspek kehidupan. Rasulullah saw. pun mendidik kaum Muslim di Makkah dan Madinah dengan tujuan membentuk pribadi Muslim seutuhnya, yang tercermin dalam pola pikir islami dan pola sikap islami mereka.

Dalam sistem pendidikan Islam, pembentukan pola pikir peserta didik berkaitan dengan pemahamannya terhadap hukum-hukum syariah baik yang berkaitan dengan perbuatan (wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram) maupun benda (seperti makanan dan minuman). Adapun pembentukan pola sikap peserta didik berkaitan dengan perilakunya yang sesuai dengan syariah Islam pada semua aspek kehidupan peserta didik. Pola pikir islami mengindikasikan kecerdasan peserta didik, yakni kesadaran akan keterikatan kepada Allah (idrâk shilah bilLâh). Adapun pola sikap islami berkaitan dengan adab dan akhlak terpuji.

Alhasil, saatnya negeri ini menerapkan sistem pendidikan Islam, sekaligus meninggalkan sistem pendidikan sekuler.

WalLâhu a’lam bi ash-shawâb.