Toleransi Antarumat Beragama di Bulan Ramadhan

Penulis 2024-03-22 09:07:48 - 2024-03-22

donasirumahtahfizh.com - Pekanbaru Bulan Ramadhan seringkali di ibaratkan de­ngan bulan pelatihan, tempat bagi umat Islam untuk menempa diri menjadi sosok pribadi yang lebih baik. Salah satu ujian bagi orang yang sedang berpuasa di bulan Ramadhan ini adalah ujian toleransi, yaitu ujian apakah kita mau secara terbuka menerima pendapat dan keyakinan yang berbeda.

Toleransi yang harus dibangun di bulan Rama­dhan ini mencakup toleransi antarumat beragama dan toleransi antar sesama umat Islam sendiri. Toleransi merupakan elemen penting dari ajaran Islam dan menjadi salah satu indikator dari karakter ummatan wasathan atau umat tengahan yang seja­tinya diharapkan menjadi karakter umat Islam seba­gaimana tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 143.

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”

Problem toleransi antarumat beragama seperti imbauan untuk menghormati orang yang sedang ber­puasa dengan menutup warung makan di siang hari selama bulan Ramadhan. Orang yang menjalankan ibadah puasa secara sungguh-sungguh mestinya ti­dak akan tergoda hanya karena ada warung makan yang buka di siang hari.

Kondisi seperti ini sangat biasa ditemui oleh umat Islam yang tinggal di daerah minoritas Muslim. Sehingga seharusnya hal yang sama juga tidak men­jadi masalah ketika itu terjadi di tempat yang kebetu­lan penduduknya mayoritas Muslim.

Di sisi lain toleransi antar sesama umat Islam misalnya, perbedaan dalam jumlah rakaat shalat Tarawih, serta perbedaan metode penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal 1443 Hijriyah yang menimbulkan perbedaan antara beberapa ormas Islam besar di Indonesia. Perbedaan ini sempat menimbulkan perdebatan yang hangat di dalam berbagai forum termasuk di media sosial.

Perbedaan pandangan ini kalau tidak dapat dikelola dengan baik akan menjadi potensi konflik dan perpeca­han antara sesama umat Islam. Hal itu tentu tidak boleh ter­jadi, apalagi di bulan suci Ramadhan yang seharusnya menjadi bulan terbaik untuk berlomba-lomba menebar kebajikan bukan sebaliknya justru digunakan untuk menebar kebencian dan permusuhan. 

Sikap toleransi antar umat beragama di bulan ramadhan ini sudah mulai terlihat, contohnya: saat hari raya nyepi, umat Hindu di Bali melaksanakan beberapa ritual, sedangkan umat Islam yang ada di Bali juga melaksanakan ibadah puasa dan salat tarawih dalam keadaan sunyi agar tidak mengganggu ritual mereka. Begitu juga umat Kristen yang sebentar lagi akan memperingati kebangkitan Isa Almasih harus tetap berkomitmen untuk saling menghargai selama melaksanakan ibadah masing-masing.

Cara menumbuhkan sikap toleransi beragama:

1.    Tidak menghina agama yang diyakini orang lain

2.    Tidak memaksakan agama kepada orang lain

3.    Menghormati agama yang diyakini orang lain

4.    Beribadah dengan baik sesuai ajaran agama yang dianut

5.    Hormat menghormati dan saling bekerja sama antarumat beragama

6.    Memberi kesempatan kepada pemeluk agama lain untuk beribadah

Sebaiknya sikap toleransi antar umat beragama ini tidak hanya kita terapkan di bulan ramadhan saja tetapi juga kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena semakin banyak orang yang mempunyai sikap toleran, maka akan semakin tercipta hubungan yang tentram, damai dan rukun. Inilah pentingnya sikap toleransi untuk meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama.

Hubungan antar umat beragama adalah soal yang sangat sensitif. Banyak kejadian yang berujung pada perselisihan hingga putusnya tali persaudaraan yang disebabkan oleh isu yang dikaitkan dengan hubungan antar agama. Oleh karena itu, mari senantiasa menjaga kerukunan antar umat beragama selama bulan suci ramadhan yang mulia dan penuh berkah ini.